Kamis, 17 April 2014

Hypno-Teaching metode alternative Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Khairunnisa (1121100019)
Aswandi (1121100006)
Susana mita (1121100002)
            Hypnoteaching pada dasarnya merupakan cara mengajar yang unik, kretif, dan juga imajinatif., yaitu sebelum pembelajaran berlangsung siswa dikondisikan untuk siap belajar. Emosional dan psikologius siswa tidak luput diperhatikan. suasana belajar dibuat semenarik mungkin, dan yang tidak kalah penting, guru harus bisa menjaga stabiltas emosi dan psikologisnya.  (Ayurahmaniah, 2011)
            Hypnosis adalah orang yang melakukan, sedangkan  Hypnotisme adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan hypnosis. (Freddy Faldi Syukur, 2011:81).
            Istilah Hypnotis berasal dari kata hypnosis yang merupakan kata dasar dari hypnos yangartinya “dewa tidur” dalam legenda Yunani. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiasebagaimana yang dikemukakan Willy Wong & Andri Hakim, hypnosis adalah keadaan sepertitidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yangmemberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali.
Sementaraitu makna katahypnotis adalah membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaanhipnosis; berkenaan dengan hypnosis.Hypnotis merupakan suatu keahlian untuk memasukan pesan dari seseorang ke dalam diriorang lain, yang mengakibatkan si penerima pesan akan tergerak untuk melakukan perintah dariyang memberi pesan.
Ibnu Hajar mengemukakan bahwa hypnotis merupakan suatu kondisidiberlakukannya peran imajinatif. Hypnotis biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenalsebagai induksi hypnotis yang umumnya terdiri atas rangkaian panjang instruksi awal dansugesti. Sugesti ini dapat disampaikan oleh seorang hypnotisdi hadapan subjek atau mungkindilakukan sendiri oleh subjek.(Ahmad Munadi).
            Dalam hasil wawancara penulis dengan Arief Sukino, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Pontianak pada 31 Maret 2014 ia menjelaskan Hypnoteaching adalah metode yang menggunakan kata-kata memikat atau motivasi yang di berikan kepada peserta didik untuk membantu proses belajar mengajar, kata-kata tersebut terselip didalam kalimat yang di gunakan guru atau pendidik. Menurutnya metode ini dapat digunakan jika seorang guru atau pendidik menguasai metode hypnoteachingdalam peroses belajar mengajar. Selain itu di dalam kesempatan yang sama dan waktu yang sama kami juga mewawancarai Ahmad Maksum, M.Pd yang menyetujui penuturan dari Arif Sukino, M.Ag ia menyambung pernyataan bahwa Hypnoteaching mengandungnilai-nilai yang disampaikan seperti kata-kata mutiara atau kata-kata bijak, yang akan membuat suatu energi baru untuk peserta didik agar bersemangat dalam belajar, contohnya seperti mario teguh.
            Dari penuturan Ahmad Masum, M.Pd Efektifnya metode Hypnoteaching tergantung pada materi apa yang akan disampaian, metode ini tidak harus terus menerus digunakan dan tidak semua mata pelajaran menggunakan metode Hypnoteaching.
            Metode Hypnoteaching belaku untuk digunakan semua kalangan peserta didik, metode ini tidak serta merta langsung di gunakan kepada peserta didik tetapi dapat dilakukan dengan uji coba apakah metode tersebut dapat menarik jika digunakan untuk peserta didik atau sebaliknya, jika metode tesebut baik dan berhasil digunakan oleh pendidik maka metode tersebut tidak salah jika di gunakan.
            Selain itu kami juga mewawancarai salah satu dosen Psikologi Fakultas Tarbiyah IAIN Pontianak, Nur Qur’ani, M.Si. hypnotiching adalah salah satu cara untuk membuat orang terpesona, kagum, dan selalu ingin mengikuti apa yang di sampaikan oleh si hypnosis, dan kehadirannya selalu di nantikan oleh peserta didik. Seperti Dosen atau guru apabila dalam proses belajar mengajar di kelas tanpa terasa jam pelajaran telah habis karena asiknya penyampaian materi oleh dosen atau guru tersebut.
            Metode hypnoteaching tidak bisa di terapkan kepada semua peserta didik namun metode ini di terapkan untuk murid atau peserta didik yang bandel, nakal, suka ngobrol sendiri tidak memperhatikan apa yang di sampaikan dan di jelaskan oleh si pendidik.
            Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa sangat menentukan prestasi belajar siswa di antara siswa-siswa yang mayoritas memiliki (IQ) normal mungkin terdapat satu atau dua orang yang tergolong gifted child atau talented child, anak sangat cerdas dan sangat berbakat (IQ 140ke atas) disamping itu ada juga siswa yang memiliki (IQ) di bawah batas rata-rata (IQ 70 ke bawah) menghadapi situasi seperti ini apa yang anda lakukan? Apabila menemukan siswa dengan (IQ 70 ke bawah) maka metode hypnoteaching tidak bisa di terapkan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya siswa yang mempunyai (IQ) di bawah rata-rata di masukkan ke sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki permasalahan yang sama. (Muhibbinsyah,2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Hlm 131)
            Dari pernyataan diatas dapat disimpulan bahwa pendapat para narasumber menggunakan metode sugesti (Sugesstion), di dalam tahap hipnotis ada beberapa tahapan yang biasa di lakukan oleh Hipnosis atau orang yang melakukan hipnotis yaitu :

Pre Induction
Induction
Post Hypnotic
Termination
Suggestion
Depth Level Test
Deepening
Normal
 

















Sumber : Willy Wong dan Andri Hakim,2009. Dahsyatnya Hipnosis, hlm 22 dikutip di dalam buku Freddly Faldi Syukur,2011.Menjadi guru ahsyat guru yang memikat,hlm101.
Penjelasan :
*      Pre Induction
Pada tahap ini anda mempersiapkan kondisi suyet atau subjek. Suyet diberi informasi tentang hipnosis berlangsung an keadaan yang akan dialami dan dirasakan suyet selama hipnosis berlangsung . agar suyet merasa rileks, usahakan membangun situsi sesantai mungkin. Pilihlah tempat yang tenang dan bersih supaya perhatian suyet sepenuhnya kepada Hipnosis.


*      Induction
Ini adalah teknik mengarahkan suyet dari keadaan sadar (Conscious mind) menjadi ke alam bawah sadar (subconscious mine) . artinya suyet diiringi dari alam beta menuju alam Alpha atau tetha.
*      Deeping
Tahap ini bertujuan membawa suyet memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam lagi dengan memberikan sentuhan imajinasi – imajinasi yang yang biasanya digunakan adalah  ‘tempat kedamaian’ dengan membayangkan alam yang indah, tempat yang menyenangkan, kamar tidur, atau apa pun yang membuat suyet merasa damai disana.
*      Depth level Test
Untuk memastikan kedalam hasil kegiatan deepening yang dilakukan, lakukanlah Tes uji kedalaman (Depth Level Test), dengan bertanya kepada suyet apakah saran atau perintah yang anda berikan benar-benar telah dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh suyet. Berikanlah pertanyaan dengan jawaban, “Ya/Tidak,” yang dijawab suyet dengan gerakan tertentu anggota tubuhnya, misalnya Anggukan dan gerakan tangan.
*      Suggestion
Inilah saatnya memberikan sugesti kepada suyet yang telah mencapai kedalaman hipnosis
            Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan sugesti kepada suyet, yakni:
1.      Menggunakan kata positif. Hindari menggunakan kata negatif seperti “tidak”, “jangan”, “bukan” dan sejenisnya, kecuali sulit ditemukan padanan kata yang tepat
2.      Pengulangan kalimat dilakukan seperlunya saja
3.      Menggunakan penunjuk waktu “sekarang” (present tense) an hindari kata “akan”, bakal
4.      Menyertakan sentuhan emosional dan imajinasi dalam sugesti, supaya suyet merasakan dan melibatkan emosinya, sehingga akan lebih merasuk dalam bawah sadatnya.
5.      Bentuk kalimat sugesti secara progresif 9bertahap, jika diperlukan)
6.      Berikan kalimat yang bernuansa pribadi agar sugesti dapat diterima pikir bawah sadar suyet seutuhnya
7.      Pemilihan kata-kata disesuaikan dengan level pemahaman suyet.
*      Termination
Inilah tahap akhir proses hipnosis, tahap untuk mengembalikan suyet pada keadaan semula (normal). Berpindah kembalinya pikiran bawah sadar (sobconscious) ke pikiran sadar (conscious). Caranya dengan memberikan kalimat lanjutan setelah pengisian sugesti.
*      Post Hypnotic
Pada umumnya suyet yang baru sajamengalami proses terminai, memiliki tingkat sugestivitas yang masih cukup tinggi, ia belum benar-benar barada dalam kondisi normal sepenuhnya.

Apa yang dijelakan oleh Arief Sukino, M.Ag dan Ahmad Maksum, M.Pd  termasuk pada tahap Hipnotis yang telah dipaparkan, apa yang telah dijelaskan oleh kedua narasumber cukup beralasan, persamaan makna disini dapat menimbulkan suatu pengaruh yang besar bagi individu yang mendengarkan , yang disebut dengan sugesti yang pada akhirnya akan menimbulkan proses pemberian sugesti pada tingkat tinggi yang disebut hipnotis. Kadang orang berpikir bahwa hipnotis merupakan sesuatu yang negatif, mungkin karena dari tindak kelaziman bahwa telah banyak orang yang menjadi korban dalam modus penipuan yang tidak lain medianya dengan hipnotis.
            Sebenarnya ilmu yang di gunakan dalam tindak kejahatan bukan merupakan sesuatu yang ilmiah, kita dapat mengklasifikasikan antara ilmu yang ilmiah dan tidak, hipnotis yang digunakan sebagai media kejahatan adalah gundam yang berbeda dari hipnotis, pada gundam mereka tidak menggunakan sugesti kata-kata melainkan dapat menggunakan asap rokok, sentuhan, maupun pandangan, dalam hal ini tidak di gunakan sugesti melainkan bantuan makhluk halus, dari sudut pandang agama islam ilmu tersebut di larang karena di khawatirkan menjadi syirik dan tidak dapat di nalarkan dengan akal pikiran, berbeda dengan hipnotis, hipnotis disini dapat di buktikan dan dapat di lakukan penelitian serta di perbolehkan dalam agama dan kesehatan, pada zaman dulu dan sekarang dari sudut pandang positif hipnotis dapat berguna dalam proses pemberian motivasi sehingga dapat merubah pola pikir menjadi lebih baik atau yang dikenal dengan hipnoterapy, hipnotis merupakan ilmu yang sangat mulia, dari itu ada baiknya kita memahami dan mempelajari hipnotis dan mengambil manfaatnya.
            Kalimat Sugesti Ketika kita menyampaikan informasi kepada orang lain tidak serta merta orang lain akan menerima sugesti yang kita sampaikan. Karena ada faktor-faktor tertentu yang membuat sugesti bisa diterima dengan baik oleh orang lain.
Faktor-Faktor Penerimaan Sugesti tersebut adalah :
1)   Faktor Lingkungan : Perbedaan lingkungan sangat mungkin menyebabkan perbedaan norma yang berlaku sehingga beda lingkungan beda pula norma yang ada.
2)   Faktor Usia : Untuk budaya timur, factor usia juga mempengaruhi proses penerimaan sugesti. Dimana ketika orang yang lebih tua yang menyampaikan maka sugesti jauh lebih cepat diterima daripada mereka yang masih muda.
3)   Faktor Otoritas : Kekuasaan/ Orang yang terpandang dalam komunitas biasanya juga lebih cepat diterima
4)   Faktor Fisik&jiwa : Tentunya mereka yang sedang memiliki keadaan labil, seperti depresi, gila, atau ada masalah dengan indera akan memiliki hambatan komunikasi yang lebih besar tentunya. (novrizalbinmuslim. 2013)
            Maka hal ini hypnoteaching sebagai metode alternative Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan positif dan baik. Tentunya dengan hal agar peserta didik dapat termotifasi dan untuk menunjang pendidikan peserta didik menjadi baik kedepannya. Selain itu juga dapat dilihat dari kebutuhan apakah perlu atau tidak metode ini dipakai dalam mengajar peserta didik.
            Pada tahun1970 Maslow memperkenalkan kebutuhan ketujuh yang tampaknya sangat mempengaruhi tingkah laku beberapa individu, yaitu yang disebutnya kebutuhan estetik. Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.
            Hierarki yang diajukan Maslow ini merupakan suatu urutan kebutuhan yang bersifat kaku, tetapi dalam kenyataan sehari-hari pengajar mungkin menemukan pengecualian-pengecualian. Hal ini disebabkan karena seringkali tingkah laku tidak dibangkitkan oleh satu penyebab, melainkan oleh beberapa penyebab. Namun demikian hal terebut tidak berarti bahwa teory maslow ini tidak berguna sama sekali dalam pendidikan. Bahkan dengan memiliki pengetahuan ini pengajar dapat menganalisis penyebab tingkah laku siswa memahaminya, dan memakainya untuk memotifasi siswa dalam belajar.
            Bila materi maslow ini diterapkan dalam suasana pengajaran, maka pengajaran akan dapat melihat motif yang berbeda-beda yang mendasari tingkah laku masing-masing siswanya yang mungkin sama. Sebagian siswa berusaha mencapai prestasi akademis yang baik di sekolah untuk mendapatkan penerimaan dari orang tuanya atau dari guru (terutama paa siswa yang masih muda).
            Dalam hal ini Siswa berusaha mencapai hasil yang sebaik-baiknya di sekolah untuk mengesankan orang lain, mendapatkan perhatian yang menyenangkan, untuk dikenang dengan baik untuk orang lain bahwa mereka tidak hanya bisa sukses, tetapi juga bisa dapat mengalahkan teman-teman sekelasnya. (Slameto,2010:172-173)



            Setiap guru memiliki potensi untuk dapat melakukan Metodehypnoteaching karena metode ini merupakan keterampilan yang dapat dipelajari.Berikut beberapa langkah menumbuhkan kemampuan Metode hypnoteachingmenurut Ibnu Hajar (2011:113) yaitu :
Biasakan mengucapkan lafal-lafal dengan fasih. Fasih berartimengucapkan kata-kata dengan jelas. Untuk mendapatkan kondisi fasih sepertihalnya belajar makhrijul huruf. Seorang guru harus melatih huruf demi hurufdalam abjad dan mencoba menggunakannya menjadi kata ataupun kalimat yangdiawali dengan pengucapan lambat, agak cepat dan cepat. Dengan demikian, halini akan menentukan apakah kejelasan dan ketegasan lafal yang diucapkanmemiliki kefasihan yang sama atau tidak.Belajar menggunakan intonasi yang bervariasi. Anggap kelas adalahtempat memerankan suatu tokoh dalam sebuah drama. Variasi-variasi dariintonasi kata yang keluar dari mulut seorang guru dapat diatur sedemikian rupa.Dalam kondisi tertentu guru menggunakan intonasi yang lebih tinggi daribiasanya. Bisa juga menggunakan intonasi rendah misalnya berbisik sehinggasiswa seperti diajak “berayun-ayun” diantara kata-kata yang dikeluarkan guru.Keterampilan ini membutuhkan penjiwaan dari guru terhadap pesan yang akandisampaikan. Untuk melatih keterampilan menggunakan intonasi dapat dilakukandengan cara mengucapkan naskah-naskah yang bervariasi seperti puisi, dongeng,dialog, narasi, syair lagu dan lain sebagainya. (H.soebandi,2012).















DAFTAR REFERENSI

Muhibbinsyah, 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Freddy faldi syukur, 2011. “Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat”. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Muhibbinsyah, 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Drs.Slameto,  2010. “Belajar & faktor-fartor yang mempengaruhinya”.  Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu rahmaniah dkk, 2011. “Hypnoteaching”, dalam http://bkpemula.wordpress.com/2011/12/04/hypnoteaching/, (Akses internet 8 April 2014).

Ahmad Munadi, “Implementasi Hypno Teaching Dalam Proses Pembelajaranpendidikan Agama Islam”, dalam http://www.academia.edu/. (Akses internet 5 April 2014).

novrizalbinmuslim. 2013“Buku ajar hypnoteaching 2013”, dalamhttp://www.slideshare.net/novrizalbinmuslim/buku-ajar-hypnoteaching-2013-revisi, (Akses internet 8 April 2013).

H.Soebandi. 2012 “Metode Hypnoteaching”dalam http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/845/T1_292008089_BAB%20II.pdf?sequence=3, (Akses Internet 9 April 2014)