Hypno-Teaching
metode alternative Pendidikan Agama Islam
Khairunnisa
(1121100019)
Aswandi
(1121100006)
Susana mita (1121100002)
Hypnoteaching
pada dasarnya merupakan cara mengajar yang unik, kretif, dan juga imajinatif.,
yaitu sebelum pembelajaran berlangsung siswa dikondisikan untuk siap belajar.
Emosional dan psikologius siswa tidak luput diperhatikan. suasana belajar
dibuat semenarik mungkin, dan yang tidak kalah penting, guru harus bisa menjaga
stabiltas emosi dan psikologisnya. (Ayurahmaniah,
2011)
Hypnosis
adalah orang yang melakukan, sedangkan Hypnotisme adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan hypnosis. (Freddy Faldi Syukur, 2011:81).
Istilah Hypnotis
berasal dari kata hypnosis yang merupakan kata dasar dari hypnos yangartinya
“dewa tidur” dalam legenda Yunani. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesiasebagaimana yang dikemukakan Willy Wong & Andri Hakim, hypnosis adalah keadaan sepertitidur karena sugesti,
yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang
yangmemberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar
sama sekali.
Sementaraitu
makna katahypnotis adalah membuat atau menyebabkan seseorang
berada dalam keadaanhipnosis; berkenaan dengan hypnosis.Hypnotis merupakan suatu keahlian untuk memasukan
pesan dari seseorang ke dalam diriorang lain, yang mengakibatkan si penerima
pesan akan tergerak untuk melakukan perintah dariyang memberi pesan.
Ibnu
Hajar mengemukakan bahwa hypnotis merupakan
suatu kondisidiberlakukannya peran imajinatif. Hypnotis
biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenalsebagai induksi hypnotis yang umumnya terdiri atas rangkaian panjang
instruksi awal dansugesti. Sugesti ini dapat disampaikan oleh seorang hypnotisdi hadapan subjek atau mungkindilakukan
sendiri oleh subjek.(Ahmad Munadi).
Dalam hasil wawancara penulis dengan Arief Sukino, M.Ag Dosen Fakultas
Tarbiyah IAIN Pontianak pada 31 Maret 2014 ia menjelaskan Hypnoteaching adalah metode yang menggunakan kata-kata
memikat atau motivasi yang di berikan kepada peserta didik untuk membantu
proses belajar mengajar, kata-kata tersebut terselip didalam kalimat yang di
gunakan guru atau pendidik. Menurutnya metode ini dapat digunakan jika seorang guru atau pendidik menguasai metode hypnoteachingdalam peroses belajar
mengajar. Selain itu di dalam kesempatan yang sama dan waktu yang sama kami
juga mewawancarai Ahmad Maksum, M.Pd yang menyetujui penuturan dari Arif Sukino,
M.Ag ia menyambung pernyataan bahwa Hypnoteaching mengandungnilai-nilai yang
disampaikan seperti kata-kata mutiara atau kata-kata
bijak, yang akan membuat suatu energi baru untuk peserta didik agar bersemangat
dalam belajar, contohnya seperti mario teguh.
Dari penuturan Ahmad Masum, M.Pd Efektifnya
metode Hypnoteaching tergantung pada materi apa yang akan
disampaian, metode ini tidak harus terus menerus digunakan dan tidak semua mata
pelajaran menggunakan metode Hypnoteaching.
Metode Hypnoteaching
belaku untuk digunakan semua kalangan peserta didik, metode ini tidak serta
merta langsung di gunakan kepada peserta didik tetapi dapat dilakukan dengan uji
coba apakah metode tersebut dapat menarik jika digunakan untuk peserta didik
atau sebaliknya, jika metode tesebut baik dan berhasil digunakan oleh pendidik
maka metode tersebut tidak salah jika di gunakan.
Selain
itu kami juga mewawancarai salah satu dosen Psikologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Pontianak, Nur Qur’ani, M.Si. hypnotiching adalah salah satu cara
untuk membuat orang terpesona, kagum, dan selalu ingin mengikuti apa yang di
sampaikan oleh si hypnosis, dan kehadirannya selalu di nantikan oleh peserta
didik. Seperti Dosen atau guru apabila dalam proses belajar mengajar di kelas
tanpa terasa jam pelajaran telah habis karena asiknya penyampaian materi oleh
dosen atau guru tersebut.
Metode
hypnoteaching tidak bisa di terapkan kepada semua peserta didik namun metode
ini di terapkan untuk murid atau peserta didik yang bandel, nakal, suka ngobrol
sendiri tidak memperhatikan apa yang di sampaikan dan di jelaskan oleh si
pendidik.
Tingkat
kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa sangat menentukan prestasi belajar siswa
di antara siswa-siswa yang mayoritas memiliki (IQ) normal mungkin terdapat satu
atau dua orang yang tergolong gifted
child atau talented child, anak
sangat cerdas dan sangat berbakat (IQ 140ke atas) disamping itu ada juga siswa
yang memiliki (IQ) di bawah batas rata-rata (IQ 70 ke bawah) menghadapi situasi
seperti ini apa yang anda lakukan? Apabila menemukan siswa dengan (IQ 70 ke
bawah) maka metode hypnoteaching tidak bisa di terapkan dalam proses belajar
mengajar, sebaiknya siswa yang mempunyai (IQ) di bawah rata-rata di masukkan ke
sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki permasalahan yang sama.
(Muhibbinsyah,2010. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Hlm 131)
Dari pernyataan diatas dapat
disimpulan bahwa pendapat para narasumber menggunakan metode sugesti (Sugesstion), di dalam tahap hipnotis ada
beberapa tahapan yang biasa di lakukan oleh Hipnosis atau orang yang melakukan
hipnotis yaitu :
Pre
Induction
|
Induction
|
Post Hypnotic
|
Termination
|
Suggestion
|
Depth
Level Test
|
Deepening
|
Normal
|
Sumber
: Willy Wong dan Andri Hakim,2009. Dahsyatnya Hipnosis, hlm 22 dikutip di dalam
buku Freddly Faldi Syukur,2011.Menjadi guru ahsyat guru yang memikat,hlm101.
Penjelasan :
Pre Induction
Pada
tahap ini anda mempersiapkan kondisi suyet atau subjek. Suyet diberi informasi
tentang hipnosis berlangsung an keadaan yang akan dialami dan dirasakan suyet
selama hipnosis berlangsung . agar suyet merasa rileks, usahakan membangun
situsi sesantai mungkin. Pilihlah tempat yang tenang dan bersih supaya
perhatian suyet sepenuhnya kepada Hipnosis.
Induction
Ini
adalah teknik mengarahkan suyet dari keadaan sadar (Conscious mind) menjadi ke alam bawah sadar (subconscious mine) . artinya suyet diiringi dari alam beta menuju
alam Alpha atau tetha.
Deeping
Tahap
ini bertujuan membawa suyet memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam lagi
dengan memberikan sentuhan imajinasi – imajinasi yang yang biasanya digunakan
adalah ‘tempat kedamaian’ dengan
membayangkan alam yang indah, tempat yang menyenangkan, kamar tidur, atau apa
pun yang membuat suyet merasa damai disana.
Depth level Test
Untuk memastikan kedalam hasil
kegiatan deepening yang dilakukan, lakukanlah Tes uji kedalaman (Depth Level
Test), dengan bertanya kepada suyet apakah saran atau perintah yang anda
berikan benar-benar telah dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh suyet. Berikanlah
pertanyaan dengan jawaban, “Ya/Tidak,” yang dijawab suyet dengan gerakan
tertentu anggota tubuhnya, misalnya Anggukan dan gerakan tangan.
Suggestion
Inilah saatnya memberikan sugesti kepada
suyet yang telah mencapai kedalaman hipnosis
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan sugesti kepada suyet,
yakni:
1. Menggunakan
kata positif. Hindari menggunakan kata negatif seperti “tidak”, “jangan”,
“bukan” dan sejenisnya, kecuali sulit ditemukan padanan kata yang tepat
2. Pengulangan
kalimat dilakukan seperlunya saja
3. Menggunakan
penunjuk waktu “sekarang” (present tense) an hindari kata “akan”, bakal
4. Menyertakan
sentuhan emosional dan imajinasi dalam sugesti, supaya suyet merasakan dan
melibatkan emosinya, sehingga akan lebih merasuk dalam bawah sadatnya.
5. Bentuk
kalimat sugesti secara progresif 9bertahap, jika diperlukan)
6. Berikan
kalimat yang bernuansa pribadi agar sugesti dapat diterima pikir bawah sadar
suyet seutuhnya
7. Pemilihan
kata-kata disesuaikan dengan level pemahaman suyet.
Termination
Inilah tahap akhir proses hipnosis,
tahap untuk mengembalikan suyet pada keadaan semula (normal). Berpindah
kembalinya pikiran bawah sadar (sobconscious) ke pikiran sadar (conscious).
Caranya dengan memberikan kalimat lanjutan setelah pengisian sugesti.
Post Hypnotic
Pada umumnya suyet yang baru
sajamengalami proses terminai, memiliki tingkat sugestivitas yang masih cukup
tinggi, ia belum benar-benar barada dalam kondisi normal sepenuhnya.
Apa yang dijelakan oleh
Arief Sukino, M.Ag dan Ahmad Maksum, M.Pd
termasuk pada tahap Hipnotis yang telah dipaparkan, apa yang telah
dijelaskan oleh kedua narasumber cukup beralasan, persamaan makna disini dapat
menimbulkan suatu pengaruh yang besar bagi individu yang mendengarkan , yang
disebut dengan sugesti yang pada akhirnya akan menimbulkan proses pemberian
sugesti pada tingkat tinggi yang disebut hipnotis. Kadang orang berpikir bahwa
hipnotis merupakan sesuatu yang negatif, mungkin karena dari tindak kelaziman
bahwa telah banyak orang yang menjadi korban dalam modus penipuan yang tidak
lain medianya dengan hipnotis.
Sebenarnya ilmu yang di gunakan dalam tindak kejahatan
bukan merupakan sesuatu yang ilmiah, kita dapat mengklasifikasikan antara ilmu
yang ilmiah dan tidak, hipnotis yang digunakan sebagai media kejahatan adalah
gundam yang berbeda dari hipnotis, pada gundam mereka tidak menggunakan sugesti
kata-kata melainkan dapat menggunakan asap rokok, sentuhan, maupun pandangan,
dalam hal ini tidak di gunakan sugesti melainkan bantuan makhluk halus, dari
sudut pandang agama islam ilmu tersebut di larang karena di khawatirkan menjadi
syirik dan tidak dapat di nalarkan dengan akal pikiran, berbeda dengan
hipnotis, hipnotis disini dapat di buktikan dan dapat di lakukan penelitian
serta di perbolehkan dalam agama dan kesehatan, pada zaman dulu dan sekarang
dari sudut pandang positif hipnotis dapat berguna dalam proses pemberian
motivasi sehingga dapat merubah pola pikir menjadi lebih baik atau yang dikenal
dengan hipnoterapy, hipnotis merupakan ilmu yang sangat mulia, dari itu ada
baiknya kita memahami dan mempelajari hipnotis dan mengambil manfaatnya.
Kalimat Sugesti Ketika kita menyampaikan informasi kepada
orang lain tidak serta merta orang lain akan menerima sugesti yang kita
sampaikan. Karena ada faktor-faktor tertentu yang membuat sugesti bisa diterima
dengan baik oleh orang lain.
Faktor-Faktor
Penerimaan Sugesti tersebut adalah :
1) Faktor
Lingkungan : Perbedaan lingkungan sangat mungkin menyebabkan perbedaan norma
yang berlaku sehingga beda lingkungan beda pula norma yang ada.
2) Faktor
Usia : Untuk budaya timur, factor usia juga mempengaruhi proses penerimaan
sugesti. Dimana ketika orang yang lebih tua yang menyampaikan maka sugesti jauh
lebih cepat diterima daripada mereka yang masih muda.
3) Faktor
Otoritas : Kekuasaan/ Orang yang terpandang dalam komunitas biasanya juga lebih
cepat diterima
4) Faktor
Fisik&jiwa : Tentunya mereka yang sedang memiliki keadaan labil, seperti
depresi, gila, atau ada masalah dengan indera akan memiliki hambatan komunikasi
yang lebih besar tentunya. (novrizalbinmuslim. 2013)
Maka hal ini hypnoteaching sebagai
metode alternative Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan positif dan baik.
Tentunya dengan hal agar peserta didik dapat termotifasi dan untuk menunjang
pendidikan peserta didik menjadi baik kedepannya. Selain itu juga dapat dilihat
dari kebutuhan apakah perlu atau tidak metode ini dipakai dalam mengajar
peserta didik.
Pada tahun1970 Maslow memperkenalkan
kebutuhan ketujuh yang tampaknya sangat mempengaruhi tingkah laku beberapa
individu, yaitu yang disebutnya kebutuhan estetik. Kebutuhan ini
dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan
kelengkapan dari suatu tindakan.
Hierarki yang diajukan Maslow ini
merupakan suatu urutan kebutuhan yang bersifat kaku, tetapi dalam kenyataan
sehari-hari pengajar mungkin menemukan pengecualian-pengecualian. Hal ini
disebabkan karena seringkali tingkah laku tidak dibangkitkan oleh satu penyebab,
melainkan oleh beberapa penyebab. Namun demikian hal terebut tidak berarti
bahwa teory maslow ini tidak berguna sama sekali dalam pendidikan. Bahkan
dengan memiliki pengetahuan ini pengajar dapat menganalisis penyebab tingkah
laku siswa memahaminya, dan memakainya untuk memotifasi siswa dalam belajar.
Bila materi maslow ini diterapkan
dalam suasana pengajaran, maka pengajaran akan dapat melihat motif yang
berbeda-beda yang mendasari tingkah laku masing-masing siswanya yang mungkin
sama. Sebagian siswa berusaha mencapai prestasi akademis yang baik di sekolah
untuk mendapatkan penerimaan dari orang tuanya atau dari guru (terutama paa
siswa yang masih muda).
Dalam hal ini Siswa berusaha
mencapai hasil yang sebaik-baiknya di sekolah untuk mengesankan orang lain,
mendapatkan perhatian yang menyenangkan, untuk dikenang dengan baik untuk orang
lain bahwa mereka tidak hanya bisa sukses, tetapi juga bisa dapat mengalahkan
teman-teman sekelasnya. (Slameto,2010:172-173)
Setiap guru memiliki potensi untuk
dapat melakukan Metodehypnoteaching karena metode ini merupakan keterampilan
yang dapat dipelajari.Berikut beberapa langkah menumbuhkan kemampuan Metode
hypnoteachingmenurut Ibnu Hajar (2011:113) yaitu :
Biasakan
mengucapkan lafal-lafal dengan fasih. Fasih berartimengucapkan kata-kata dengan
jelas. Untuk mendapatkan kondisi fasih sepertihalnya belajar makhrijul huruf.
Seorang guru harus melatih huruf demi hurufdalam abjad dan mencoba
menggunakannya menjadi kata ataupun kalimat yangdiawali dengan pengucapan
lambat, agak cepat dan cepat. Dengan demikian, halini akan menentukan apakah
kejelasan dan ketegasan lafal yang diucapkanmemiliki kefasihan yang sama atau
tidak.Belajar menggunakan intonasi yang bervariasi. Anggap kelas adalahtempat
memerankan suatu tokoh dalam sebuah drama. Variasi-variasi dariintonasi kata
yang keluar dari mulut seorang guru dapat diatur sedemikian rupa.Dalam kondisi
tertentu guru menggunakan intonasi yang lebih tinggi daribiasanya. Bisa juga
menggunakan intonasi rendah misalnya berbisik sehinggasiswa seperti diajak
“berayun-ayun” diantara kata-kata yang dikeluarkan guru.Keterampilan ini
membutuhkan penjiwaan dari guru terhadap pesan yang akandisampaikan. Untuk
melatih keterampilan menggunakan intonasi dapat dilakukandengan cara mengucapkan
naskah-naskah yang bervariasi seperti puisi, dongeng,dialog, narasi, syair lagu
dan lain sebagainya. (H.soebandi,2012).
DAFTAR
REFERENSI
Muhibbinsyah,
2010. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Freddy faldi syukur,
2011. “Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang
Memikat”. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Muhibbinsyah,
2010. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Drs.Slameto, 2010. “Belajar
& faktor-fartor yang mempengaruhinya”.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ayu rahmaniah dkk,
2011. “Hypnoteaching”, dalam http://bkpemula.wordpress.com/2011/12/04/hypnoteaching/,
(Akses internet 8 April 2014).
Ahmad Munadi, “Implementasi Hypno Teaching Dalam Proses Pembelajaranpendidikan
Agama Islam”, dalam http://www.academia.edu/.
(Akses internet 5 April 2014).
novrizalbinmuslim.
2013“Buku ajar hypnoteaching 2013”,
dalamhttp://www.slideshare.net/novrizalbinmuslim/buku-ajar-hypnoteaching-2013-revisi, (Akses internet 8
April 2013).
H.Soebandi. 2012 “Metode Hypnoteaching”dalam http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/845/T1_292008089_BAB%20II.pdf?sequence=3,
(Akses Internet 9 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar